Saturday, April 30, 2011

Hormonal Male Contraception, by: Prof . Dr. Nukman Moeloek, dr, SpAnd

Berikut adalah hasil dari Pertemuan Ilmiah Tahunan Persandi V-Pandi XIX, dengan judul Current Hopes in Sexual Dysfunction and Infertility Solution, yang bertempat di Grand Sahid Jaya Hotel Jakarta, 27-29 April 2011


Kontrasepsi Hormonal Pada Pria


Abstrak


Penelitian Kontrasepsi pria akhir-akhir ini di arahkan pada penggunaan hormon dengan kombinasi antara androgen dan progestogen. Dari hasil beberapa penelitian terakhir, hasilnya cukup menjanjikan, meskipun masih terus disempurnakan untuk dapat diaplikasikan pada masyarakat luas. Androgen yang diberikan berfungsi untuk menekan hormon gonadotropin, sehingga dapat menekan spermatogenesis dan juga untuk mempertahankan kadar testosteron darah sehingga tidak menimbulkan efek yang tidak diinginkan seperti halnya penurunan libido pada pria. Sedangkan progestogen diharapkan dapat lebih menekan hormon gonadotropin sehingga semakin menekan spermatogenesis. Seperti yang dinyatakan oleh Lam et al, (2005), bahwa regimen kombinasi androgen+progestogen adalah pendekatan sangat menjanjikan untuk pengembangan regimen kontrasepsi hormonal pria.


Segala upaya riset yang dilakukan tentunya berujung pada diterapkannya kontrasepsi hormonal pada pria yang bertujuan untuk mengatur jumlah penduduk Indonesia atas peran aktif pria dengan harapan dapat meningkatkan kualitas hidup manusia indonesia. Serta mengurangi beban wanita yang selama ini lebih banyak "menderita" akibat KB.


Penelitian kombinasi androgen dan progestogen jangka panjang yang dilakukan oleh Moeloek dkk, 2002, menggunakan Testosteron Undekanoat (TU) dan Depot Medroksi Progesteron Asetat (DMPA), pada 40 pria Indonesia, di Jakarta dan Palembang, menunjukkan semua pria mencapai azoospermia.


Moeloek dkk, saat ini telah berhasil melakukan penelitian membuat TU dan DMPA menjadi satu emulsi yaitu mikroemulsi TU/MPA sehingga lebih mudah diterima masyarakat karena untuk aplikasinya akseptor hanya perlu satu kali disuntik setiap datang.


Selain itu, WHO/CONRAD sedang melakukan penelitian multisenter kombinasi androgen dan progestogen jangka panjang, TU dan Noretisteron Enantat (NET-EN) dengan penyuntikan tiap 2 bulan sekali untuk melihat keampuhannya (ketidak hamilan pada pasangan sang pria) di beberapa negara. Di Indonesia, penelitian ini sedang dilakukan oleh Moeloek dkk, pada 65 partisipan dengan hasil yang sangat menjanjikan. Sampai saat ini tidak ada istri pasangan pria yang hami;, dan telah memasuki fase reversibilitas serta diharapkan akan selesai 3 bulan mendatang.


Tentang Peneliti:


Prof . Dr. Nukman Moeloek, dr, SpAnd adalah seorang dr Spesialis Androlog yang telah berpartisipasi dalam banyak penelitian nasional dan internasional. Tentang kurikulum beliau yang lebih lengkap silakan lihat di sini.


-Berbagi Ilmu, Untuk Kehidupan yang Lebih Baik-




(klik gambar untuk memperbesar)

Dari kiri ke kanan


1. Prof. Dr. Nukman Moeloek, dr, SpAnd


2. dr Yuan Ade Sukma (saya pribadi)


3. Prof. Christina Wang, dr, PhD (President of ISA WHO, 2011)


4. Prof. Ronald S. Swerdloff, MD (UCLA)


5. Prof. Dr. KM Arsyad, DABK, SpAnd ( ketua PERSANDI, 2011)


PS: kalau mau kopi paste monggo, terimakasih anda telah turut berbagi ilmu, tapi mohon sertakan link kesini ya, hargailah saya yang telah bersusah mengetik ini, apalagi koneksi internet di rumah byar pet, nunggu loadingnya lama sekali sampai lupa mandi hehehe. O iya jangan lupa ditunggu komennya, mari bangun Indonesia menjadi lebih baik.


Malang, 30 April 2011 jam 20.00